Pingsan, 1 Petani Palas yang Mogok Makan di DPRDSU Dilarikan ke Rumah Sakit

Bagikan Berita :

Buntut aksi mogok makan 11 petani asal Padang Lawas (Palas) di depan gedung DPRDSU berujung tragis. Pasalnya, 1 pengunjukrasa bernama Lindani Nainggolan (37), terpaksa dilarikan rekan-rekannya ke Rumah Sakit Malahayati Medan karena tiba-tiba pingsan pada Kamis (7/6) sekira pukul 12.00 WIB. Kepada MartabeSumut di lokasi aksi, Uci, dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) yang tampak mendampingi 11 petani mogok makan, mengatakan, Lindani tiba-tiba tak sadarkan diri setelah sebelumnya terlihat pucat pasi. “Benar bang, dia tiba-tiba pingsan. Kami langsung membawanya ke Rumah Sakit Malahayati. Dokter bilang kondisi fisik korban sangat lemah, kurang cairan dan harus dirawat inap (opname),” beber Uci.

 

Menurut dia, pihaknya di SMI Sumut bersama puluhan organisasi mahasiswa dan komponen masyarakat Sumut lainnya telah menyatakan sikap solidaritas untuk mendukung aksi Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Desa Tobing Tinggi, Kec Aek Nabara Barumun, Kab Palas, yang menuntut hak atas penguasaan lahan. Upaya itu dikatakan Uci telah dilakukan melalui penggalangan dana di tempat umum seperti Jalan Imam Bonjol Medan depan gedung DPRDSU. “Rekan-rekan kami di kampus UMSU sudah membuka kotak sumbangan. Uangnya nanti akan kami pakai untuk biaya berobat korban yang sakit atau untuk keperluan para petani selama beraksi di Medan,” akunya, sebari menambahkan bahwa saat Lindani dirawat, 1 petani lain langsung menjadi sukarelawan mogok makan sehingga jumlahnya tetap 11 orang.

25 Petani Datangi DPRDSU

Seperti diberitakan MartabeSumut sebelumnya, sebanyak 25 orang warga yang terhimpun dalam KTTJM Desa Tobing Tinggi, Kec Aek Nabara Barumun, Kab Palas, mendatangi gedung DPRDSU, Rabu (6/6) pukul 10.50 WIB. Kehadiran mereka ke Medan bertujuan meminta anggota DPRDSU dan Pemprovsu membantu persoalan petani KTTJM terkait penyerobotan lahan yang disebut-sebut dilakukan PT Sumatera Riang Lestari (SRL) dan PT Sumatera Silva Lestari (SSL). Massa yang datang membawa spanduk dan  bendera berorasi di depan pagar gedung Dewan. “PT SRL dan PT SSL telah menyerobot lahan petani, merusak tanaman warga, mengintimidasi petani yang mengusahakan lahan serta menangkap anggota KTTJM Sinur Situmorang pada tanggal 27 Mei 2012. Kami minta bantuan anggota Dewan dan Pemprovsu,” cetus Sugianto, salah satu pengunjukrasa.

Menurut dia, petani akan tetap bertahan di gedung DPRDSU bila penyerobotan lahan petani yang dilakukan PT SSL dan PT SRL tetap dibiarkan. “Kami semua yang 25 orang sudah sejak 3 hari lalu datang ke Medan. Kami siap menerima risiko apapun di sini. Kami akan berkemah di depan rumah rakyat ini dan sebanyak 11 orang sudah siap mogok makan,” seru Sugianto. Selang 15 menit berorasi, anggota Komisi B DPRDSU M Faisal, SE, dan Humas DPRDSU Rospita Pandiangan menemui pengunjukrasa. Di hadapan pengunjukrasa, Faisal meminta massa untuk tidak berkemah apalagi melakukan aksi mogok makan. “Saya akan meneruskan masalah ini kepada Komisi A bidang hukum/pemerintahan dan kepada Ketua DPRDSU. Artinya, sebelum saya bicara kepada lembaga terkait di DPRDSU, saya tidak bisa menjamin tidak akan ada penyerobotan lahan lagi atau pembebasan warga yang ditahan polisi,” ujar politisi, yang juga menjabat Sekretaris AMPI Sumut tersebut.

Pasang Tenda Biru

Setelah mendengar penjelasan Faisal, massa yang tidak puas langsung mendirikan tenda berwarna biru di depan pagar gedung DPRDSU. Sebanyak 7 laki-laki dan 4 perempuan terlihat duduk diam di bawah tenda dengan kondisi mulut dilakban. Satu spanduk besar menyatakan aksi mogok makan pun dibentangkan pengunjukrasa. Koordinator aksi, T Simatupang, yang dijumpai MartabeSumut, mengatakan, ke-11 warga Padanglawas yang duduk ditenda dengan mulut dilakban adalah orangorang yang secara sukarela menyiapkan diri untuk aksi mogok makan. “Ya, mereka akan mogok makan dan 14 orang lagi siap menggantikan bila terjadi sesuatu. Kami datang ke Medan sudah siap risiko apapun sebelum ada kepastian jaminan keamanan dari DPRDSU,” kata Simatupang. Dia menambahkan, selain menuntut penghentian penyerobotan lahan dan pembebasan rekannya Sinur Situmorang yang ditahan di Polres Tapsel tanpa alasan jelas, pihaknya juga menyerukan pencopotan Kapolres Tapsel yang memihak kaum kapitalis, pencopotan Kapolsek Barumun Tengah, penghentian kriminalisasi terhadap petani, pengusiran PT SSL/PT SRL dari Tapsel serta pengusutan Pamswakarsa yang membenturkan masyarakat dengan petani. Hingga berita ini diturunkan, aksi melakban mulut dan mogok makan masih dilakukan.

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here